Wiraswasta, Perusahaan Besar dan Kecil serta Waralaba (Franchise)
06.20
1. Perbedaaan kewiraswastaan,
wiraswasta dan wiraswastawan
Kewiraswastaan adalah suatu
profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh
dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu
rangkaian kerja yang diberikan dalam praktik.
Wiraswasta adalah orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
darinya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan.
Wiraswastawan adalah semangat,
perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang baik pada
masyarakat, dengan selalu mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan
lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan
menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko,
kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
2. Perbedaan Perusahaan Kecil dan
Perusahaan Besar
Perusahaan Kecil :
a. Umumnya dikelola pemilik
b. Struktur organisasi
sederhana
c. Pemilik mengenal karyawan
d. Presentase kegagalan
perusahaan tinggi
e. Kekurangan manajer yang
ahli
f. Modal jangka panjang sulit
diperoleh
Contoh dari perusahaan
kecil, misalnya agen koran, percetakan (fotocopy, print, dll), jual-beli tanah,
toko pakaian, toko sepatu, warteg, laundry, kios rumahan, dsb.
Perusahaan Besar :
a. Dikelola bukan oleh pemilik
b. Struktur organisasi
kompleks
c. Pemilik hanya mengenal
sedikit karyawan
d. Presentase kegagalan rendah
e. Banyak ahli manajemen
f. Modal jangka panjang
relatif mudah didapatkan
Contoh dari peruahaan besar yaitu, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bumi
Resources Tbk, PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, PT.
Gudang Garam Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, PT. Unilever Indonesia Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP), dll.
3.
Franchise (waralaba) yang ada di
Indonesia
a.
Waralaba
(franchise) lokal
Es Teler 77, J.Co, Pecel Lele Lela, Bumbu desa, Paparonz
Pizza, CFC, Indomaret, Lutuye Salon, Rudi Hadisuwarno, Alfamart, Bread Talk,
Gramedia, Holland Bakery
b.
Waralaba
(franchise) asing
KFC, Pizza Hut, Starbucks, A&W, Mcdonald, English
First (EF), Texas Fried Chicken, Hard Rock, Coca cola, Dunkin donuts, Carefour.
4.
Keuntungan dan Kerugian Membeli Franchise (Waralaba)
a. Keuntungan Waralaba
·
Manajemen
bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan
keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki
reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba
sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
·
Sudah
dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba
cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal
masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun
reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun
bisnis baru.
·
Manajemen
finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih
suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial
dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman
finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak
perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis
baru.
·
Kerjasama
bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba
bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh
pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak
periklanan dan juga pemasaran.
·
Dukungan
dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya
akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan
dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket
pembelian waralaba.
b.
Kekurangan Bisnis Waralaba
·
Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari
pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah
ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat
terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan,
karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
·
Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha
menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang
murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah
ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
·
Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi
waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan
kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan
mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
·
Membutuhkan modal awal yang cukup besar
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian
waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para
pembeli waralaba.
·
Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan
yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan
tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.
Sumber:
www.merdeka.com › UANG
http://pengusahamuslim.com/keuntungan-dan-kekurangan-1728/
1 komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus